Jumat, 30 September 2016

Sistem Koloid

Larutan, terdiri dari bahan pelarut dan terlarut, jika kedua bahan ini sudah menyatu maka bahan itu tidak akan terlihat unsur-unsur nya, sifat larutan adalah homogen,stabil dan transparan.

Campuran, merupakan hasil pencampuran mekanis atau pencampuran zat kimia seperti elemen dan senyawa, tanpa penyatuan kimia atau perubahan kimia lainnya, sehingga masing-masing zat mempertahankan properti dan karakteristik kimianya. Sifat campuran adalah heterogen, tidak stabil dan tidak transparan.

Koloid adalah campuran dari beberapa zat yang bersifat homogen yang posisinya antara larutan dan campuran.Terdiri dari 2 unsur yaitu , terdispersi( bahan yang dilarutkan/dicampur) dan medium (bahan yang mencampurkan. sifat pada koloid adalah keruh tapi tidak bisa disaring ( homogen, stabil, tidak transparan).

Koloid terbagi menjadi Koloid padat (Sol), Cair (Emulsi) dan Gas(Buih).

Beberapa macam Sol
1.Sol yang dicampur dengan padat kembali disebut sol padat
2.Sol yang dilarutkan pada zat cair 
3.Sol yang dicampurkan pada Gas (aerosol)

Beberapa Macam Emulsi :
1.Terdispersi cair yang tercampur dengan medium padat (emulsi padat)
2.Terdispersi cair yang tercampur dengan medium cair kembali
3.Terdispersi cair yang tercampur dengan medium gas (aerosol)

Emulsi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Liofil (gaya tarik-menarik yang Kuat, sehingga campuran yang menyatu akan lama menyatunya)
2. Liobof (gaya tarik menarik  yang lemah, sehingga tidak bertahan lama menyatunya)

Beberapa macam Buih:
Buih Padat, terdispersinya gas yang tercampur dengan medium padat
Buih Cair, terdispersinya gas yang tercampur dengan medium cair

Sifat-sifat khas Sistem Koloid :
1. efek tyndall ( menghamburkan cahaya tidak transparan)
2. Gerak Brown ( gerak partikel yang senang tiasa bergerak terus menerus dengan gerak patah-patah apabila dilihat dari mikroskop ultra)
3. Elektrofotesis (Pergerakan partikel dalam medan litrik)
4. Adsorpsi ( kemampuan menyerap berbagai macam zat pada permukaannya)
5. Koagulasi (penggumpalan)
6. Koloid pelindung ( Penambahan koloid lain yang dapat menstabilkan)
7. Dialisi ( proses menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid)

Pembuatan Koloid :
1. Kondensasi (membuat koloid dari bahan larutan)
1.a. Reaksi redoks ( reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi)
1.b. Hidrolisis ( reaksi dengan air)
1.c. Dekomposisi ( rangkap)
1.d. Penggantian pelarut.
2.Dispersi ( partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid
2.a. Cara mekanik (butiran kasar digerus dengan penggiling koloid sampai diperolehtingkat kehalusan tertentu.
2.b. Cara pertisiasi (dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemecah)
2.c. Cara Busur Breading

Penerapan Sifat Koloid dalam kehidupan sehari-hari maupun industri, diantaranya :
1.penggolongan air besih
2.penyaringan debu pabrik
3.mesin cuci darah
4.detergen

Jumat, 20 Mei 2016

Aljabar

A.    Bentuk Aljabar
Ø  2a
Ø  4x^2+5x-6
Ø  Ab
Ø  1/a+1/b

B.     Variabel, Suku, Faktor, Koefisien, Konstanta, Suku Sejenis, danTidak Sejenis.
Ø  2x^2-5x+4
·         Bentuk 2x^2-5x+4 merupakan aljabar suku 3dengan suku-sukunya 2x^2, -5x, 4
·         Lambang x adalah variabel (peubah)
·         Koefisien x^2 adalah 2, dan koefisien x adalah -5
·         4 merupakan konstanta
·         2x^2-5x+4 merupakan suku tidak sejenis
·         Suku yang sejenis, misalnya 2x^2 dengan 5x^2 atau -11x^2
·         Suku 2x^2 dapat diuraikan dalam bentuk perkalian, yaitu 2×x^2 atau 2×x×x.

1.      Operasi Hitung Suku Sejenis dan Tidak Sejenis
a.       Perkalian Suatu Konstanta dengan Suku Banyak
(a)    Penjumlahan
Ø  a×(b+c) = ab+ac =>a×b+a×c
(b)   Pengurangan
Ø  a×(b-c) = ab-ac =>a×b- a×c
b.      Menjumlahkan, mengurangkan suku-suku sejenis
Ø  7x+4x=(7+4)x=11x
Ø  7x-4x=(7-4)x=3x
c.       Perkalian dan pembagian suku – suku sejenis
Ø  15x^2 - 12x^2 /3x = 5x - 4x = (5-4) x = x
Ø  15x^2 – 12x^2 / 3x^2 = 5x-4
d.      Perkalian bentuk aljabar sebagai perkalian berulang
Ø  (2x)^3 = 2x . 2x . 2x = 8x^3
Ø  (2x)^3 = 2^3.x^3 = 8x^3
e.       Perkalian Istimewa
Ø   b        = (a+b)(a-b)
           = (a×a)+(a×(-b))+(b×a)+(b×(-b))
           = a^2+(-ab) + ab +(-b^2)
           = a^2+(-b^2)
           = a^2 – b^2

2.      Mensubsitusikan bilangan pada bentuk aljabar
Ø  Jika x = -2 dan y = 3 tentukan nilai dari 5x-2y
o   5x-2y   =5(-2)-2(3)
            = -10-6
            = -16
3.      KPK dan FPB dari bentuk – bentuk aljabar
a.       Faktorisasi Frima
Ø  12 = 4 × 3 = 2× 2×3=2^2 ×3 → Faktorisasi Frima
b.      Menentukan KPK ( yang terbesar ) dengan Faktorisasi Frima
Ø  KPK dari 12a dan 18a^2?
12a            = 2^2×3×a       KPK    = 2^2 × 3^2 × a^2
18a^2        =2×3^2×a^2                = 4×9×a^2       =36a^2
c.       Menentukan FPB ( yang terkecil )
Ø  FPB dari 12a dan 18a^2?
12a                        = 2^2 × 3 × a               FPB = 2 × 3 × a = 6a
18a^2        =2 × 3^2 ×a^2
4.      Operasi Hitung Pecahan Bentuk Aljabar
a.       KPK dan FPB bentuk aljabar suku tunggal
Ø  Tentukan KPK dan FPB dari 16x^2yz dan 24xyz^2 :
16x^2yz= 2^4 . x^2 . y . z              KPK= 2^4 .3.x^2 . y . z^2 =48x^2yz^2
24xyz^2= 2^3 . 3 . x . y . z^2         FPB=2^3 .x.y.z = 8xyz
b.      Menyederhanakan operasi bentuk aljabar
Ø  12a+8/4 = 12 a+8/4 = 3a+2
c.       Operasi Hitung pecahan aljabar dengan menyebut suku tunggal
Ø  a/p + b/p = a+b/p , p≠0
Ø  a/p – b/p
Penerapan Operasi Aljabar dalam kehidupan
Ø  Contoh : Tanah 4 m lebih panjang dari lebarnya. Berapa keliling dan luas tanah tersebut?
Dik :    Lebar               = l
            Panjang           = 4m lebih panjang dari lebar = l+4
Dit :     keliling?, luas?
Jawab :           
Keliling           = 2(p+l)
= 2((l+4)+l)
=2(2l+4)
=4l+8
Luas                = P×l
                        =(l+4)(l)

                        =l^2+4l

Bilangan Pecahan dan Operasi Bilangan Pecahan

1.      PengertianPecahan
Pecahan dinyatakan dalam bentuk a/b dan a, b adalah bilangan bulat, dan b ≠ 0
Ø  ¼ ,dimana 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai penyebut.
2.      Menentukan suatu pecahan yang nilainya diantara dua pecahan
Ø 
pecahan yang terletak antara ¼, dan ¾, adalah ½.







3.      Bilangan yang Terdiri atas Bilangan Bulat dan Pecahan Biasa disebut Pecahan Campuran atau bilangan Campuran
Ø  1 ¼  pecahan a b/c dengan c ≠0  dinyatakan dalam pecahan biasa → a b/c = axb+c/c
4.      Pecahan yang Senilai
Pecahan yang senilai dapat di peroleh dengan cara mengalikan atau membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama.
Ø  2/3, 2/3×2/2 = 4/6
5.      Menyederhanakan Pecahan
Pecahan dapat disederhanakan dengancarapembilang dan penyebut dibagi dengan FPB dari a dan b
Ø  Nyatakan pecahan 24/36 dalam bentuk yang sederhana:
o   FPB dari 24 dan 36 adalah 12, jadi 24÷12/36÷12 = 2/3
6.      Menyatakan Hubungan “lebih dari” atau “ kurang dari” antara 2 pecahan
Ø  4/9…6/8
o   4×8/9×8…6×9/8×9 = 32/72 < 54/72
7.      Jenis – Jenis Bilangan Pecahan
a.       Pecahan Biasa
Pecahan dengan pembilang dan penyebut merupakan bilangan bulat.
Ø  ……
b.      Pecahan Murni
Pecahan dengan pembilang dan penyebut merupakan bilangan bulat, dan berlaku pembilang kurang dari penyebut.
Ø  …..
c.       Pecahan Campuran
Pecahan yang terdiri dari bagian bulat dan pecahan murni.
Ø  …..
d.      Pecahan Desimal
Pecahan dengan menyebut 10, 100, 1000,…dan dituliskan dengan tanda koma.
Ø  ……..
e.       Persen ( Per Seratus)
Pecahan dengan penyebut 100 dan dilambangkan dengan persen (%)
Ø 
f.       Permil ( Per Seribu )
Pecahan dengan penyebut 1000 dan dilambangkan dengan 0/00
Ø 
8.      Operasi Pada Pecahan
a.       Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Murni dan Campuran  dengan cara menyamakan penyebutnya (KPK)
Ø  ½+2/3 → KPK dari 2 dan 3 adalah 6, jadi ½ + 2/3 = 3/6 + 4/6 = 7/6 = 1 1/6
3 pada 3/6 didapatkan dari hasil 6 ÷ 2 ×1 =3, sedangkan 4 pada 4/6 didapatkan dari hasil 6÷3×2=4.
b.      Penjumlahan dan pengurangan pecahan decimal, koma decimal harus terletak pada satu garis vertical ( sejajar )
Ø  0,71                 0,71
0,17  +             0,17  _
0,88                 0,54
c.       Perkalian Pecahan Murni dan Campuran
Ø  ½ × 2/3 = 2/6
d.      Pembaguan Pecahan Murni dan Campuran
Ø  ½ ÷2/4 = ½ × 4/2 = 4/4 =1
e.       Perkalian Pecahan Desimal
Ø  6,758 × 10 = 67,58 → menggeser koma pada satu bilangan kekanan
Ø  0,007               Bandingkan dengan ini :         7/1000 × 8/100 = 56/100000
0,08   ×                                                            = 0,000056
0,000056
f.       Pembagian Pecahan Desimal
Ø  268,7 ÷ 10 = 26,87 → Menggeser koma pada satu bilangan kekiri
g.      Pembulatan Pecahan
·         Pembulatan menurut satuan terdekat
Ø  164,2 => 164
·         Pembulatan menurut banyaknya angka desimal
Ø  5,20735 =>5,21(pembulatan sampai dua decimal) => 5,2 (pembulatan sampai satu decimal)
9.      Bentuk Baku Bilangan
a.       Bentuk baku bilangan yang lebih dari 10
Ø  12.500 = 1,25 × 10^4
Dinyatakan dengan a×10^n ; 1 ≤a<10, & n≤(bilangan bulat positif)
b.      Bentuk baku bilangan antara 0 dan 1
Ø  Dinyatakan dengan a × 10^n ; 1≤a<0, &n(bilangan bulat negative)
0,056=  5,6× 100 = 5,6 × 1/100 = 5,6×10^-2
0,000376 = 3,76×100000=3,76×1/100000=3,76×10^-5
10.  Pemecahan Masalah yang Melibatkan Pecahan
Ø  Jumlah murid 75 anak, 2/5 adalah murid laki-laki. Banyak murid laki-laki adalah 2/5×75=2×15=30 anak. 15 didapatkan dari 75÷5 (pembilangdari 2).